Biro Psikologi, Psikotes & Assessment Center Terbaik di Jakarta
SHARE :

Kesalahan Fatal yang Sering Dilakukan Saat Mengikuti Psikotes

11
10/2023
Kategori : Berita Umum

Author : Solutiva Consulting


Kesalahan Fatal yang Sering Dilakukan Saat Mengikuti Psikotes

Kesalahan Fatal Mengikuti Psikotes – Psikotes adalah metode untuk mengidentifikasi potensi psikologis yang dimiliki oleh individu secara rinci.

Metode ini dapat digunakan untuk kebutuhan seleksi, penempatan karyawan, promosi, konseling karir, maupun pelatihan sesuai kebutuhan karyawan.

Potensi individu digali melalui alat tes psikologi, observasi, dan wawancara. Sehingga sampai saat ini masih banyak perusahaan yang menggunakan Psikotes sebagai alat ukur untuk memetakan potensi karyawan.

Banyak orang yang gagal melamar di perusahaan karena tidaka lulus Psikotes, kira-kira apa saja sih yang membuat orang banyak gagal Psikotes?

Berikut ini kesalahan fatal yang sering dilakukan saat psikotes menurut Psikolog profesional Biro Psikologi PT Solutiva Consulting Indonesia ibu Zakiyatul Fitri, S.Psi, M.Psi, Psikolog seperti disadur dari video channel Youtube Solutiva:

1. Kesalahan Fatal Pertama, Terlalu mempercayai tips yang beredar

Entah itu dapat dari internet maupun dari buku-buku yang dijual bebas di toko buku, yang di dalamnya terdapat penjelasan mengenai cara mengerjakan psikotes untuk bisa lolos pada posisi administrasi, misalnya bagaimana menyiasati PAPI Kostick agar mendapat nilai tinggi di faktor C. Padahal, psikotes tidak hanya didapat dari satu tes saja, melainkan diintegrasikan dari beberapa tes yang diukur.

Selain alat tes yang disebutkan yaitu PAPI Kostick, ada juga alat tes yang biasanya dimanipulasi yaitu tes koran. Di tes koran, peserta diminta untuk menghitung dan menjumlahkan angka. Biasanya tips yang beredar itu adalah bagaimana cara menghitung agar grafiknya lurus, padahal hasil yang seperti itu otomatis akan dicurigai oleh psikolog. Jadi, biasanya stabilitas dilihat bukan hanya dari tes koran saja, tapi juga dari tes-tes yang lain.

Alat tes yang lain yang biasa dimanipulasi oleh orang-orang dalam mengerjakan psikotes adalah tes gambar. Dimana biasanya mereka mengikuti tips misalnya menggambarnya harus seperti ini. Memang, gambar akan dinilai tapi bukan hanya itu saja yang jadi acuan. Jadi, alat tes tersebut merupakan dukungan untuk alat-alat tes yang lain, sehingga, semuanya saling berintegrasi.

 

Jika dalam satu tes hasilnya A tapi di tes yang lain hasilnya B otomatis akan dicurigai mengapa hasilnya kontradiksi, kemudian akan diperdalami lagi mungkin dari tes-tes yang lain. Jadi, hasilnya tidak relevan dengan diri sendiri yang akhirnya justru psikolog tidak mempercayai hasil tes tersebut. Kedepannya, ketika mengerjakan psikotes silahkan dikerjakan sesuai dengan diri sendiri tanpa mengikuti tips dari orang lain. Jika mengikuti tips dari orang lain, khawatirnya yang dihasilkan adalah hasil dari orang tersebut bukan diri sendiri. Silahkan dikerjakan sesuai dengan diri sendiri saja.

2. Tidak mendengarkan intruksi dengan baik dan benar

Psikotes memiliki banyak alat tes dengan waktu yang berbeda-beda, begitu pula intruksinya, sehingga harus diperhatikan dengan seksama. Karena ada beberapa tes yang cara pengerjaannya berbeda dengan tes yang sebelumnya.

Anda butuh jasa Rekrutmen atau HeadHunter? Silahkan hubungi SERCIN!

Misalnya, untuk tes pertama hanya mengisi satu jawaban sedangkan tes yang kedua ternyata harus mengisi dua jawaban. Seandainya kita tidak mendengarkan instruksi dan hanya mengisi satu jawaban semua, otomatis kesalahan itu merugikan diri sendiri. Jadi silahkan dengarkan instruksi dengan baik dan benar, kalau memang tidak paham dengan instruksinya silahkan ditanyakan kembali, tidak perlu malu untuk bertanya.

3. Terlalu ingin dinilai baik, jadi tidak tampil apa adanya

Sebenarnya hal ini wajar, tidak ada orang yang ingin dinilai buruk, tapi kalau dalam menghadapi psikotes sebaiknya tampil apa adanya. Dengarkan intruksinya, kerjakan sesuai dengan diri sendiri tidak perlu berpura-pura menjadi orang lain.

Dalam dunia psikologi, hal ini disebut Faking Good dan bisa juga Faking Bad. Faking Good & Faking Bad ini berarti tidak tampil apa adanya tidak sesuai dengan diri sendiri, akhirnya kalaupun misalnya kita Faking Good hasilnya baik kemudian diterima otomatis hasilnya tersebut nanti akan mempengaruhi persepsi orang lain terhadap kita. Kalau memang hasilnya tidak baik, kinerja kita tidak baik, tidak sesuai dengan hasil psikotes pasti akan dipertanyakan dan otomatis akan merugikan diri sendiri.

4. Attitude yang kurang baik saat proses psikotes dilakukan

Kesan pertama adalah hal yang paling utama, silakan perhatikan penampilan Anda, baiknya menggunakan pakaian formal, walaupun tidak perlu pakai jas atau dasi untuk laki-laki misalnya, tapi setidaknya memakai kemeja, celana kain dan memakai sepatu. Jangan memakai sendal jepit, celana pendek dan kaos, otomatis penampilan tersebut sudah dinilai tidak baik.

Proses psikotes walaupun hasil tesnya yang dinilai, tapi hasil observasi selama tes, penampilan, attitude, misalnya cara menjawab atau cara bertanya, cara memperlakukan orang lain, semua akan diobservasi dan dijadikan pertimbangan. Kalau seandainya di saat psikotes merasa terlalu lelah atau tidak kondusif, lebih baik dijadwalkan ulang saja daripada pengerjaan tesnya tidak sesuai dengan attitude yang baik.

Salah satu contoh attitude yang tidak baik adalah di saat melakukan psikotes online ternyata sambil merokok. Mungkin di perusahaan-perusahaan tempatnya bekerja sebelumnya diperbolehkan merokok karena merupakan perusahaan rokok, tapi perusahaan yang lainnya belum tentu bisa mentolerir hal tersebut. Jadi sebaiknya kalaupun seandainya memang tidak nyaman kondisinya mungkin minta istirahat saja dulu sebentar, jika memang ingin merokok bisa merokok di luar, jangan di dalam ruangan selama psikotes berlangsung.

5. Kesalahan Fatal terakhir, Kurang mempersiapkan diri

Psikotes biasanya dijadwalkan beberapa hari sebelumnya, maksimal sehari sebelumnya. Silahkan persiapkan diri Anda, fisik optimal dan keadaan mental yang memadai. Persiapkan juga alat tulis. Biasanya  alat tulis sudah disediakan, tapi sebaiknya disiapkan sendiri.

 

Mempersiapkan diri sendiri selama proses psikotes dilakukan mencerminkan kalau kita siap untuk bisa menerima tantangan atau kondisi apapun dalam psikotes. Kalau ada yang perlu ditanyakan, silahkan ajukan pada orang yang menghubungi anda sebelum psikotes, misal:

“Kira-kira apa yang masih saya harus dipersiapkan, bu/pak?”.
“Kira-kira waktunya berapa lama?”“Apa saja yang akan saya lakukan?”
“Kira-kira butuh waktu berapa lalma untuk sampai ke lokasi?”
“Apa saja yang perlu dipersiapkan?”

Tidak perlu malu untuk bertanya, karena malu bertanya sesat di jalan.

Lembaga Psikotes Terbaik di Jakarta

Biro psikologi PT Solutiva Consulting Indonesia telah berpengalaman melakukan psikotes untuk lebih dari 500 perusahaan besar dan ratusan ribu peserta.

Anda butuh jasa Rekrutmen atau HeadHunter? Silahkan hubungi SERCIN!

Tenaga ahli kami sudah berpengalaman dan lulusan dari kampus-kampus terbaik di Indonesia seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dll.

Beberapa layanan yang bisa diberikan oleh Solutiva Consulting:

  1. Psikotes
  2. Psikotes & Simulasi Kerja
  3. Psikotes Online
  4. Assessment Center
  5. Jasa Rekrutmen
  6. Rekrutmen Massal
  7. Manpower Planning
  8. Development:
    – Training
    – Job Rotations
    – Coaching & Counselling
    – Self Study
    – 360 Degree Performance Review
    – Career Planning
  9. Program Purna Kerja
  10. Psikotes di Bidang Pendidikan
  11. Konseling Psikologi

Selain layanan di atas, kami juga bisa memberikan layanan lain sesuai dengan kebutuhan perusahaan, sekolah, ataupun pesantren Anda. Jadi jangan ragu, kami akan berikan yang terbaik untuk Anda.

Demikian 5 kesalahan fatal yang sering dilakukan saat melakukan Psikotes, semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda supaya lebih siap menghadapi Psikotes kerja ke depannya. Jika Anda membutuhkan jasa Psikotes dan Assessment Center terpercaya dan sudah berpengalaman, silahkan hubungi:

Lihat yang lain: